Roy Jeconiah Rilis 3 Single dalam Proyek Tetralogi Rock Solonya

Roy Jeconiah Rilis 3 Single dalam Proyek Tetralogi Rock Solonya

thewallflowermoderndiner.com, Roy Jeconiah Rilis 3 Single dalam Proyek Tetralogi Rock Solonya Roy Jeconiah, vokalis yang dulu di kenal garang bersama Boomerang, kembali bikin geger dengan gebrakan baru. Kali ini bukan sekadar reuni nostalgia atau numpang lewat di panggung, tapi proyek tetralogi yang di garap serius, liar, dan penuh energi mentah. Tiga single di lepas sekaligus, membuktikan kalau bara rock di dadanya belum padam sedikit pun.

Dibalik dentuman gitar dan vokal yang masih sekuat baja, Roy menumpahkan sisi personal dan emosional yang jarang ia buka di masa lalu. Proyek ini bukan sekadar album solo biasa—ini semacam peta kemarahan, semangat, dan perenungan yang di balut di storsi dan gebukan drum. Yuk kita kupas lebih dalam, dengan nada yang tak basa-basi.

Bukan Roy Jeconiah Rilis Kalau Gak Total

Langkah Roy kali ini bisa di bilang di luar ekspektasi. Setelah bertahun-tahun identik dengan Boomerang, banyak yang mengira di a akan tetap bermain aman. Tapi kenyataan berkata lain. Roy justru memilih jalur yang lebih personal, lebih tajam, dan jelas lebih bebas.

Tiga lagu pertama dalam proyek tetralogi ini sudah di lepas: “Arus Bawah”, “Luka Mesin”, dan “Oksigen Terakhir”. Tiap lagu punya napas sendiri, namun tetap terasa satu denyut. Ini bukan eksperimen setengah hati. Dari lirik sampai aransemen, semuanya terasa di garap dengan niat yang meledak-ledak.

Yang bikin menarik, Roy tetap setia dengan identitas rock-nya, tapi ada banyak warna baru yang di masukkan. Nuansa industrial, punk, bahkan sedikit sentuhan elektronik—semua menyatu tanpa terasa maksa. Transisi antara lagu juga di bikin halus, bikin tiga lagu ini seperti satu cerita panjang.

Cerita Di Balik Lagu-Lagu Berapi Ini

Sosok Pimpinan yang Dikenal Rendah Hati

“Arus Bawah” meledak seperti kereta tanpa rem. Lagu ini penuh amarah yang di tujukan ke sistem yang semrawut dan penuh tipu-tipu. Roy Jeconiah Rilis Liriknya to the point, nggak pake basa-basi, dan pas banget buat lo yang udah muak sama dunia yang makin absurd.

Berikutnya “Luka Mesin” datang dengan nuansa lebih gelap. Lagu ini seperti catatan luka dari seseorang yang udah terlalu lama hidup di bawah tekanan. Suara Roy di lagu ini bukan hanya menyanyi—di a seperti berteriak minta di keluarkan dari labirin. Dan saat gitar solo masuk? Gila. Rasanya kayak di tusuk listrik.

Lihat Juga  Suara Merdu yang Menaklukkan Hati: Kisah Sukses Ernie Zakri!

Lalu ada “Oksigen Terakhir”, lagu paling personal dari ketiganya. Di sini, Roy terdengar lebih jujur dan terbuka. Lagu ini bukan hanya soal kehilangan, tapi juga soal napas terakhir yang ingin di sampaikan sebelum semuanya berakhir. Vokalnya terdengar sedikit retak—dan justru itu yang bikin lagu ini makin hidup.

Tetralogi Roy Jeconiah Rilis Rock yang Tak Main-Main

Kalau banyak proyek solo musisi lain berakhir jadi ajang narsis belaka, Roy justru membawa idealismenya ke level yang lebih tinggi penyanyi. Dia nggak cuma pengen tampil beda, tapi juga pengen bikin pendengarnya berpikir.

Proyek tetralogi ini rencananya akan berisi total empat bagian, dengan tema besar tentang “manusia, mesin, kekuasaan, dan harapan”. Ketiga lagu pertama tadi baru pembuka. Masih ada satu bagian besar lagi yang siap di lempar di akhir tahun.

Roy juga menggandeng musisi-musisi baru dalam proyek ini. Kolaborasi lintas generasi ini bukan sekadar tempelan, tapi benar-benar memperkuat energi dari tiap lagu. Suasana ruang rekaman pun di hidupkan dengan improvisasi, di skusi keras, dan tentu saja, volume amplifier yang bikin tembok bergetar.

Kesimpulan: Roy Masih Taring, Masih Gigit

Lewat tiga single pertama dari tetralogi rock-nya, Roy Jeconiah Rilis  membuktikan bahwa di rinya belum habis. Bukan hanya belum habis—di a justru makin liar, makin tajam, dan makin berani ngomong jujur lewat musik. Ini bukan sekadar kembalinya sang legenda, ini adalah evolusi dari seorang musisi yang nggak pernah takut jadi di rinya sendiri.

Proyek ini jelas bukan proyek biasa. Ini semacam monumen kecil dari seorang vokalis yang pernah menguasai panggung, dan kini kembali dengan cerita baru. Buat yang rindu rock yang nggak di buat setengah hati, Roy Jeconiah baru saja kasih tiga alasan buat lo balik pasang headset dan naik volume sampai mentok.

Back To Top